Langsung ke konten utama

HP Menghancurkan Segalanya!

gara-gara hp smarthphone

Yahh, judul sudah menggambarkan segalanya. Gara-gara aku megang hp lagi setelah 6 bulan, semua plan-ku di awal molor dan hancur.

Pertama, gara-gara aku sudah membeli hp baru, blog ini terlantar 2 bulan. Awalnya, aku berjanji akan komitmen ngisi blog ini setidaknya sebulan sekali. Tapi, apa kenyataannya? Aku nganggurin blog ini selama 2 bulan. Woooww

Kedua, aku juga janji akan menyelesaikan naskah novelku di pertengahan tahun. Tapi, kenyataannya? Belum ada progress naskah terbaru yang bisa aku unggah di laman Wattpadku. 

Jujur, aku nggak seluruhnya menyalahkan hp. Ini semua tentu aku yang terlena dengan scroll sosmed, main game yang baru aku install dan berselancar di dunia maya. 

Aku sudah lupa dengan janji dan komitmen yang udah aku buat sebelumnya. Sungguh mengecewakan. Huff... 

Nggak cuma 2 kekacauan di atas. Aku juga sudah tidak menyentuh buku lagi. Padahal, sebelumnya aku bisa membaca satu buku dalam seminggu. Ini sungguh mengecewakan.

Sekali lagi menghela napas. Tapi akuu.... 

Aku nggak punya alasan, ini hanya persoalan aku yang memang tidak bersungguh-sungguh menjalankan goals yang udah aku tentukan sebelumnya.

Aku tidak bisa menayakahkan hp begitu saja, ini semua adalah salahku. Ya, akulah masalahnya.

Rebahan sambil scroll sosmed adalah sebuah penyakit. Install dan ketagihan game baru adalah penyakit. 

Kayaknya, aku harus mulai mengurangi waktu scroll sosmed dan main game. Aku harus segera kembali ke target awal, mengisi blog, menyelesaikan novel pertama, dan rencana baru.

Ya, aku punya rencana baru.

Seperti yang diketahui, Indonesia lagi nggak baik-baik saja.

Segala keruwetan yang terjadi di Indonesia, rasanya aku ingin kabur dari negara ini. Meski aku nggak tahu caranya. Hanya saja, itu menjadi salah satu rencanaku dalam 1-2 tahun ke depan.

Baik itu caranya dengan aku bekerja atau kuliah lagi keluar negeri. Akan tetapi, sepertinya aku berencana untuk mencari kerja dibandingkan kuliah. Kuliah akan aku lakukan jika aku merasa hal itu dibutuhkan. 

Untuk sekarang, yang aku butuhkan adalah gaji yang lebih besar. Itulah kenapa, saat ini aku juga berencana untuk mencari kerja sampingan di Indonesia.

Makin ke sini, kebutuhan hidupku semakin tinggi saja. Kebutuhan untuk membantu keuangan keluarga juga menjadi salah satu faktornya. Huff... kenapa jadi curhat? haha

Pokoknya, aku harus menyusun lagi goals yang ingin aku capai saat ini. Aku harus fokus, mumpung aku masih punya kesempatan. 

Hemm.. kayaknya udah deh, gitu aja curhatan kali ini.

Byeee... 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah Sampah Menjadi Batik: Perjalanan Desa Sejahtera Astra Singkawang

Ilustrasi membatik/unsplash (Mahmur Marganti) Desa Sejahtera Astra Singkawang telah membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan. Pada tahun 2025, inisiatif berbasis komunitas ini dengan bangga meraih Juara Kedua di Festival Astra 2025 dalam kategori Inovasi Kewirausahaan Berbasis Komunitas. Prestasi mereka menunjukkan bagaimana kreativitas, kearifan lokal, dan kepedulian lingkungan dapat memberdayakan perekonomian pedesaan sekaligus melindungi alam. Dari Desa Kerajinan Menjadi Pelopor Berkelanjutan Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah komunitas yang berkembang pesat dan dikenal akan kerajinan serta produk keseniannya. Karya unggulan dari Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah kain batik dan produk turunannya yang telah menjadi simbol kebanggaan budaya sekaligus ketahanan ekonomi.  Dengan meningkatnya permintaan batik, masyarakat melihat peluang tidak hanya untuk memperluas produksi, tetapi juga untuk mengatasi tantangan lingkungan yaitu, pengelolaan samp...

KENAPA KITA BARU KERJA TAPI UDAH DISURUH MIKIRIN PENSIUN?

  Kerja untuk pensiun (unsplash/Marten Bjork) Aku baru saja kerja sebagai pegawai kontrak di sebuah media online yang cukup ternama di Indonesia. Namun, situasi kurang mengenakkan terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja, perusahaan melakukan lay off ke sejumlah pegawai. Hal itu tentu membuat gonjang-ganjing seisi kantor.  Sebenarnya, bukan itu yang mau aku komentarin. Tapi, lebih kepada sisi, kenapa kita baru kerja tapi dipaksa untuk pensiun? Memang, sebenarnya aku sudah bekerja di perusahaan yang bersangkutan sejak 2018 lalu sebagai kontributor lepas hingga editor lepas.  Namun, keberuntungan memihakku hingga akhirnya setelah 4 tahun bekerja sebagai freelancer , mereka menawariku posisi sebagai karyawan kontrak. Akan tetapi, baru berjalan setahun aku bekerja sebagai karyawan kontrak, banyak pegawai yang di- lay off dan tiba-tiba tidak memiliki pekerjaan tetap lagi. (Aku tidak tahu, apakah mereka punya kerjaan sampingan atau yang lainnya). Jujur saja, ini membuatku...