Langsung ke konten utama

PROLOG KEMAGERAN PART 2

 

Prolog kemageran (unsplash/Priscilla Du Preez)


Sebenarnya, ini adalah prolog kemageranku yang kedua, setelah sebelumnya aku sempat menulis hal yang sama untuk blog pertamaku. 

Yang mana, prolog kemageran pertama aku tulis pada 2018 saat aku lagi sibuk-sibuknya menulis skripsi. 

Hanya saja, apa yang aku tulis di blog sebelumnya udah nggak bisa aku tracking lagi karena sekarang aku nggak tahu blog lamaku itu ada di mana. (Edited: Akhirnya blog-nya ketemu lagi dan aku posting ulang di sini dengan nama blog yang baru "Chocokate's Ideas")

Untungnya, naskah penulisan Prolog Kemageran pertama itu masih ada di laptop usangku, jadinya aku masih bisa baca dan memposting-nya di blog baru ku ini.

Maybe, postingan ini adalah penanda bahwa aku akan rutin menulis blog lagi. Aku usahakan sih, sebenarnya.

Alasan kenapa aku ingin menulis blog lagi, adalah sebagai berikut:

Pertama, anggap aja ini sebagai diary-ku. Jika sebelumnya aku rajin nulis di buku harian, ini adalah versi digitalnya. Aku siap menumpahkan keluh kesah dan curhatanku di sini xixixi

Kedua, itung-itung latihan menulis lagi dan melatih pembendaharaan kataku yang gitu-gitu aja. Setidaknya jangan sampai berkurang, heuheu

Ketiga, seenggaknya aku punya jejak digital yang nggak cuma foto aja di Instagram wkwk

Keempat.... ya pengen aja, FOMO kali yaaa wkwkwk sulit dijelaskan.

Berbeda dengan yang sebelumnya, prolog kemageranku kali ini sebenarnya lebih kepada saking banyaknya kerjaan yang harus aku lakukan, jadinya blog ini sebagai angin segar agar aku bisa refreshing dengan mengeluarkan uneg-uneg.

Sebenernya, selain curhat, blog ini juga bakal aku isi dengan sejumlah artikel atau opiniku terhadap fenomena tertentu. Tunggu tulisanku selanjutnya, ya! 💓

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah Sampah Menjadi Batik: Perjalanan Desa Sejahtera Astra Singkawang

Ilustrasi membatik/unsplash (Mahmur Marganti) Desa Sejahtera Astra Singkawang telah membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan. Pada tahun 2025, inisiatif berbasis komunitas ini dengan bangga meraih Juara Kedua di Festival Astra 2025 dalam kategori Inovasi Kewirausahaan Berbasis Komunitas. Prestasi mereka menunjukkan bagaimana kreativitas, kearifan lokal, dan kepedulian lingkungan dapat memberdayakan perekonomian pedesaan sekaligus melindungi alam. Dari Desa Kerajinan Menjadi Pelopor Berkelanjutan Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah komunitas yang berkembang pesat dan dikenal akan kerajinan serta produk keseniannya. Karya unggulan dari Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah kain batik dan produk turunannya yang telah menjadi simbol kebanggaan budaya sekaligus ketahanan ekonomi.  Dengan meningkatnya permintaan batik, masyarakat melihat peluang tidak hanya untuk memperluas produksi, tetapi juga untuk mengatasi tantangan lingkungan yaitu, pengelolaan samp...

HP Menghancurkan Segalanya!

Yahh, judul sudah menggambarkan segalanya. Gara-gara aku megang hp lagi setelah 6 bulan, semua plan-ku di awal molor dan hancur. Pertama, gara-gara aku sudah membeli hp baru, blog ini terlantar 2 bulan. Awalnya, aku berjanji akan komitmen ngisi blog ini setidaknya sebulan sekali. Tapi, apa kenyataannya? Aku nganggurin blog ini selama 2 bulan. Woooww Kedua, aku juga janji akan menyelesaikan naskah novelku di pertengahan tahun. Tapi, kenyataannya? Belum ada progress naskah terbaru yang bisa aku unggah di laman Wattpadku.  Jujur, aku nggak seluruhnya menyalahkan hp. Ini semua tentu aku yang terlena dengan scroll sosmed, main game yang baru aku install dan berselancar di dunia maya.  Aku sudah lupa dengan janji dan komitmen yang udah aku buat sebelumnya. Sungguh mengecewakan. Huff...  Nggak cuma 2 kekacauan di atas. Aku juga sudah tidak menyentuh buku lagi. Padahal, sebelumnya aku bisa membaca satu buku dalam seminggu. Ini sungguh mengecewakan. Sekali lagi menghela napas. Tap...

KENAPA KITA BARU KERJA TAPI UDAH DISURUH MIKIRIN PENSIUN?

  Kerja untuk pensiun (unsplash/Marten Bjork) Aku baru saja kerja sebagai pegawai kontrak di sebuah media online yang cukup ternama di Indonesia. Namun, situasi kurang mengenakkan terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja, perusahaan melakukan lay off ke sejumlah pegawai. Hal itu tentu membuat gonjang-ganjing seisi kantor.  Sebenarnya, bukan itu yang mau aku komentarin. Tapi, lebih kepada sisi, kenapa kita baru kerja tapi dipaksa untuk pensiun? Memang, sebenarnya aku sudah bekerja di perusahaan yang bersangkutan sejak 2018 lalu sebagai kontributor lepas hingga editor lepas.  Namun, keberuntungan memihakku hingga akhirnya setelah 4 tahun bekerja sebagai freelancer , mereka menawariku posisi sebagai karyawan kontrak. Akan tetapi, baru berjalan setahun aku bekerja sebagai karyawan kontrak, banyak pegawai yang di- lay off dan tiba-tiba tidak memiliki pekerjaan tetap lagi. (Aku tidak tahu, apakah mereka punya kerjaan sampingan atau yang lainnya). Jujur saja, ini membuatku...