Langsung ke konten utama

MIMPI GUE DAN SABDA KEPALA BIRO

Mimpi gue dan sabda kepala biro (Unsplash/Nick Morrison)



Gue selalu bermimpi jadi penulis. Nggak tahu gimana awalnya, yang jelas gue ngerasa kalau tulisan kita dibaca banyak orang, gue ngerasa seneng aja. Gue ngerasa ada manfaatnya buat orang lain.

Bahkan dari dulu, gue lupa pas gue SMP atau SMA, gue yang tinggal di asrama mulai nulis novel di buku tulis biasa dengan menggunakan pensil. Ceritanya cuma berkisar tentang kisah cinta anak remaja, atau yang biasanya kita kenal teenlit.

Yang awalnya, tulisan itu cuma gue jadiin bahan bacaan pribadi, dan nggak tahu kenapa, ternyata ada beberapa temen-temen gue yang baca dan akhirnya suka, padahal di satu buku itu terkadang ceritanya belum kelar, tapi buku itu udah lecek karena banyak yang baca. Seneng sih, tapi malu juga karena tulisan yang nggak seberapa itu dibaca orang lain.

Dari dulu gue juga nulis diary, yang kata orang merupakan cara paling awal untuk bisa jadi penulis. Dan memang waktu kuliah udah nggak nulis diary lagi sih. Tapi sadar atau enggak, nulis diary juga berpengaruh banget buat gue. Sedikit banyak gue belajar ngerangkai kata.
Oke,  jadi beberapa bulan ini gue emang nggak aktif di blog ini, karena ada beberapa alesan, dan salah satunya dalah karena alesan magang. Dan yeayy... magang kali ini gue berkesempatan jadi penulis. 

Gue nulis artikel di portal online yang cukup punya nama di Indonesia. Dibilang bangga, ya bangga dong. Karena mimpi gue adalah penulis, dan menulis artikel merupakan langkah awal gue, yang siapa tahu bisa mengantar gue ke mimpi selanjutnya.

Suatu hari, kepala biro tempat gue magang sedikit ngasih wejangan ke gue dan temen gue yang kebetulan magang bareng. Beliau bilang, “Dalam proses menulis, menulis di blog atau media lainnya itu penting. Seperti blog pribadi kamu, kamu coba aja nulis apa aja. Karena itu bisa melatih kamu.”
Terus beliau bilang juga, “Satu hal yang saya sesali waktu dulu adalah saya menghapus blog pribadi saya. Karena saya sadar ternyata blog pribadi itu penting, kaya diary.”

Gue dapet pointnya, semua hal yang dibilang sama kapala biro gue waktu magang, sedikit-sedikit memang udah gue kerjain, dan gue dengan usaha gue yang sekarang berharap bahwa apa yang gue usahakan ke depannya bisa membuahkan hasil.

Yang gue butuhkan sekarang adalah belajar dan pengalaman, dan gue seneng karena lingkungan gue mendukung semua langkah yang gue ambil. Gue bersyukur, gue masih punya mimpi yang harus gue kejar.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah Sampah Menjadi Batik: Perjalanan Desa Sejahtera Astra Singkawang

Ilustrasi membatik/unsplash (Mahmur Marganti) Desa Sejahtera Astra Singkawang telah membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan. Pada tahun 2025, inisiatif berbasis komunitas ini dengan bangga meraih Juara Kedua di Festival Astra 2025 dalam kategori Inovasi Kewirausahaan Berbasis Komunitas. Prestasi mereka menunjukkan bagaimana kreativitas, kearifan lokal, dan kepedulian lingkungan dapat memberdayakan perekonomian pedesaan sekaligus melindungi alam. Dari Desa Kerajinan Menjadi Pelopor Berkelanjutan Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah komunitas yang berkembang pesat dan dikenal akan kerajinan serta produk keseniannya. Karya unggulan dari Desa Sejahtera Astra Singkawang adalah kain batik dan produk turunannya yang telah menjadi simbol kebanggaan budaya sekaligus ketahanan ekonomi.  Dengan meningkatnya permintaan batik, masyarakat melihat peluang tidak hanya untuk memperluas produksi, tetapi juga untuk mengatasi tantangan lingkungan yaitu, pengelolaan samp...

HP Menghancurkan Segalanya!

Yahh, judul sudah menggambarkan segalanya. Gara-gara aku megang hp lagi setelah 6 bulan, semua plan-ku di awal molor dan hancur. Pertama, gara-gara aku sudah membeli hp baru, blog ini terlantar 2 bulan. Awalnya, aku berjanji akan komitmen ngisi blog ini setidaknya sebulan sekali. Tapi, apa kenyataannya? Aku nganggurin blog ini selama 2 bulan. Woooww Kedua, aku juga janji akan menyelesaikan naskah novelku di pertengahan tahun. Tapi, kenyataannya? Belum ada progress naskah terbaru yang bisa aku unggah di laman Wattpadku.  Jujur, aku nggak seluruhnya menyalahkan hp. Ini semua tentu aku yang terlena dengan scroll sosmed, main game yang baru aku install dan berselancar di dunia maya.  Aku sudah lupa dengan janji dan komitmen yang udah aku buat sebelumnya. Sungguh mengecewakan. Huff...  Nggak cuma 2 kekacauan di atas. Aku juga sudah tidak menyentuh buku lagi. Padahal, sebelumnya aku bisa membaca satu buku dalam seminggu. Ini sungguh mengecewakan. Sekali lagi menghela napas. Tap...

KENAPA KITA BARU KERJA TAPI UDAH DISURUH MIKIRIN PENSIUN?

  Kerja untuk pensiun (unsplash/Marten Bjork) Aku baru saja kerja sebagai pegawai kontrak di sebuah media online yang cukup ternama di Indonesia. Namun, situasi kurang mengenakkan terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja, perusahaan melakukan lay off ke sejumlah pegawai. Hal itu tentu membuat gonjang-ganjing seisi kantor.  Sebenarnya, bukan itu yang mau aku komentarin. Tapi, lebih kepada sisi, kenapa kita baru kerja tapi dipaksa untuk pensiun? Memang, sebenarnya aku sudah bekerja di perusahaan yang bersangkutan sejak 2018 lalu sebagai kontributor lepas hingga editor lepas.  Namun, keberuntungan memihakku hingga akhirnya setelah 4 tahun bekerja sebagai freelancer , mereka menawariku posisi sebagai karyawan kontrak. Akan tetapi, baru berjalan setahun aku bekerja sebagai karyawan kontrak, banyak pegawai yang di- lay off dan tiba-tiba tidak memiliki pekerjaan tetap lagi. (Aku tidak tahu, apakah mereka punya kerjaan sampingan atau yang lainnya). Jujur saja, ini membuatku...